Daftar Isi

Popular posts

Archive for September 2009

KEDATANGAN BUPATI KUANSING, H. SUKARMIS KE SMA PINTAR

Rabu, 23 September 2009
Posted by Ahmad Nadzar
Kamis, 10 september 2009 Bupati Kuansing, H. Sukarmis beserta rombongan datang ke SMA PINTAR untuk melaksanakan buka bersama. Hal ini merupakan bentuk kepedulian yang sangat terhadap perkembangan dan kemajuan di SMA PINTAR.

Kedatangannya disambut dengan sangat meriah. Para civitas SMA PINTAR begitu bangga atas kedatangan orang nomor satu di Kabupaten Kuansing tersebut. Setelah memasuki kawasan SMA PINTAR, beliau kemudian berbincang-bincang dengan kepsek SMA PINTAR,H. Zulhefis. beliau sempat berfoto-foto dengan anak-anak harapannya, anak SMA PINTAR.

setelah berbuka, acara dilanjutkan dengan shalat Maghrib dan Tarawih berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan kata-kata sambutan dari para pejabat kuansing tersebut.
Sukarmis tak ketinggalan, beliau memotivasi anak-anak harapannya tersebut dengan berjuta kata karena mereka adalah harapan kuansing. beliaupun bangga atas berbagai prestasi yang didapat para anak SMA PINTAR, malahan beliau merasa belum puas atas prestasi tersebut.

atas kenangan yang tak terlupakan tersebut saya merasa bangga terhadap pemerintahan pak Sukarmis, pasalnya hanya baliaulah yang sanggup dan berani mendirikan sekolah seperti SMA PINTAR itu. patutnya kita bangga memiliki Bupati seperti beliau.

demi kemajuan kuansing marilah kita dukung semua program yang dilaksanakan pak Sukarmis agar terciptanya motto kita yaitu BASATU NOGORI MAJU.................

Teater Tradisional dan Modern

Selasa, 08 September 2009
Posted by Ahmad Nadzar
Cerita-cerita yang dibawakan dalam teater tradisional umumnya bersumber dari cerita-cerita yang sudah hidup dan berakar dalam masyarakat, seperti mitos, legenda, dll.

Secara umum dalam teater modern naskah mempunyai peranan central dalam proses penciptaan watak dan alur ceritra. Improvisai pemain ditekan seminimal mungkin sehingga tercipta bangun cerita yg standard, yg meskipun dilakukan dalam beberapakali pertunjukan hampir tidak ada bedanya.

Dalam teater modern, sutradara adalah tokoh central yg mempunyai hak tunggal untuk menginterpretasikan naskah cerita yang ingin ditampilkan.

Berbeda dengan teater tradisional penonton juga merupakan bagian dari pertunjukan dan dimungkinkan berinteraksi dengan pemain dipanggung. Dalam teater modern batas antara penonton dan pemain cukup tegas.

Perbedaan yg disampaikan diatas adalah perbedaan yg terlihat pada umumnya.
Dalam perjalanan waktu muncul aliran-aliran teater modern yg mencoba mendekatkan diri pada ciri-ciri teater tradisional - untuk Indonesia mungkin Putu Wijaya bisa dikatakan sebagai pelopornya. Dalam masa jaya-jayanya 20-30 tahun silam melalui pertunjukan teater mandirinya berusaha menghilangkan gabungan antara penonton dan pemain. Pemainnya diberikan keleluasaan utk berimprovisasi selayaknya teater tradisioanal. Hanya saja dialog verbal diminimalisir fungsinya sebagai alat komunikasi. Sebagai gantinya, bunyi, gerakan tubuh, gerakan antar pemain, tata cahaya dan properti panggung dieksploitasi habis-habisan sebagai sarana komunikasi utk penyampaian misi cerita.