Daftar Isi

Popular posts

Ahmad Nadzar On Selasa, 08 September 2009

Cerita-cerita yang dibawakan dalam teater tradisional umumnya bersumber dari cerita-cerita yang sudah hidup dan berakar dalam masyarakat, seperti mitos, legenda, dll.

Secara umum dalam teater modern naskah mempunyai peranan central dalam proses penciptaan watak dan alur ceritra. Improvisai pemain ditekan seminimal mungkin sehingga tercipta bangun cerita yg standard, yg meskipun dilakukan dalam beberapakali pertunjukan hampir tidak ada bedanya.

Dalam teater modern, sutradara adalah tokoh central yg mempunyai hak tunggal untuk menginterpretasikan naskah cerita yang ingin ditampilkan.

Berbeda dengan teater tradisional penonton juga merupakan bagian dari pertunjukan dan dimungkinkan berinteraksi dengan pemain dipanggung. Dalam teater modern batas antara penonton dan pemain cukup tegas.

Perbedaan yg disampaikan diatas adalah perbedaan yg terlihat pada umumnya.
Dalam perjalanan waktu muncul aliran-aliran teater modern yg mencoba mendekatkan diri pada ciri-ciri teater tradisional - untuk Indonesia mungkin Putu Wijaya bisa dikatakan sebagai pelopornya. Dalam masa jaya-jayanya 20-30 tahun silam melalui pertunjukan teater mandirinya berusaha menghilangkan gabungan antara penonton dan pemain. Pemainnya diberikan keleluasaan utk berimprovisasi selayaknya teater tradisioanal. Hanya saja dialog verbal diminimalisir fungsinya sebagai alat komunikasi. Sebagai gantinya, bunyi, gerakan tubuh, gerakan antar pemain, tata cahaya dan properti panggung dieksploitasi habis-habisan sebagai sarana komunikasi utk penyampaian misi cerita.

{ 2 komentar ... read them below or Comment }